Data Abdi

Foto saya
"Cintai & Sayangi Keluarga Kita"

link PTC Rupiah

Selasa, 27 Januari 2009

Renungan - Donald Trump

Siapa yang tidak pernah mendengar nama Donald Trump ? Pemilik kerajaan bisnis The Trump ini selain piawai dalam berbisnis, khususnya dibidang property, juga dikenal sebagai celebrity dalam dunia hiburan dan pemilik sekaligus pemandu acara Televisi ”The Apprentice”.

Donald Trump selalu masuk dalam daftar 100 orang celebrity terkaya didunia yang dikeluarkan oleh majalah FORBES. Ketika ditanya apa rahasia suksesnya, Donald Trump menjawab ada 3, yaitu :

1. Work Hard alias bekerja keras

2. Never Give Up ( Tidak pernah menyerah )

3. Have Fun ( Bergembira dan enjoy / nikmati apa yang anda kerjakan )



by. JS

Rabu, 21 Januari 2009

Renungan - Waktu

Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan Bapak Kyai Haji Najib Sungkar, pemimpin Keluarga Besar Bismillah. Beliau mengatakan bahwa waktu tidur beliau selama setahun adalah 400 jam. Ini berarti dalam satu hari beliau hanya tidur rata-rata 1,1 jam. Sungguh ini hal yang sangat luar biasa, apalagi melihat penampilan beliau yang masih sangat bugar untuk seseorang yang telah berumur 66 tahun.


Mungkin tidak banyak orang yang sanggup seperti Pak Kyai. Namun kita juga sering mendengar orang yang sehari hanya tidur beberapa jam saja. Barangkali yang penting dari sebuah tidur bukanlah lamanya tetapi kwalitasnya. Barangkali itulah yang membuat Bapak Kyai Najib Sungkar dan orang lain yang sanggup hanya tidur beberapa jam saja dalam sehari.

Namun yang lebih bermakna dari cerita pak Kyai diatas adalah ungkapan beliau selanjutnya : ”Buat apa tidur lama-lama, Allah memberikan kita waktu 24 jam sehari, bukankah lebih baik kita pergunakan sebanyak-banyaknya untuk berkarya daripada hanya untuk tidur”

Orang yang sukses adalah mereka yang sanggup menggunakan waktu secara bijaksana dan sebaik-baiknya untuk berkarya dan bermanfaat bagi sesama. Jangan sampai pemberian Tuhan yang amat sangat berharga dan dalam jumlah yang sama bagi kita semua, yaitu waktu 24 jam sehari, hanya kita pergunakan untuk ”TIDUR” ( tidur diantara tanda kutip ) alias tidak berbuat apa-apa dalam hidup kita ini.


By. JS


Renungan - Sediakan Waktu

Sediakan waktu untuk berpikir, itulah sumber kejernihan.
Sediakan waktu untuk bermain dan bersantai, itulah rahasia awet muda.
Sediakan waktu untuk membaca, itulah landasan kebijaksanaan.
Sediakan waktu untuk berteman, itulah jalan menuju hidup bermakna.

Sediakan waktu untuk bermimpi, itulah yg membawa Anda ke bintang.
Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai, itulah hak istimewa dari Tuhan.
Sediakan waktu untuk melihat sekeliling, waktu Anda terlalu singkat untuk
Hidup dalam dunia Anda sendiri.

Sediakan waktu untuk tertawa, itulah musik bagi jiwa.
Sediakan waktu bersama keluarga, itulah mutiara paling indah.
Sediakan waktu pribadi untuk bersama Tuhan, itulah sumber kekuatan.

Ya, bagaimana hidup kita; apakah akan bermakna dan berguna, ataukah
Akan berlalu dengan sia-sia tanpa arti, tergantung pada bagaimana kita
Mempergunakan waktu. Semua orang dikaruniai jumlah waktu yg sama;
24 jam sehari, tujuh hari seminggu, 52 minggu setahun. Tidak kurang tidak lebih.
Dengan waktu yg sama itu, ada orang yg bisa berkarya besar bagi Tuhan dan sesamanya, tetapi ada juga orang yang “Nol besar” alias tidak berkarya apa-apa
Selama hidupnya. Pangkalnya adalah terletak pada pengelolaan waktu.


By. JS

Selasa, 20 Januari 2009

Renungan - Mengeluh

Pada jaman dahulu, bukanlah sesuatu yang aneh bila sebuah perkawinan adalah hasil dari pen”comblangan” alias dijodohkan. Bahkan di jaman sekarangpun masih banyak orang yang mendapatkan pasangan hidup melalui proses penjodohan yang dilakukan oleh teman, family, orang yang dituakan, atau bahkan juga oleh orang tua sendiri. Bahkan sekarang ini banyak situs internet yang menyediakan jasa comblang atau match-making..

Alkisah, ada seorang yang dituakan yang seringkali dimintakan oleh orang-orang sekitarnya untuk mencarikan pasangan hidup. Suatu ketika si ”mak combalng” ini men jodohkan seorang pria dengan seorang wanita. Dan singkat cerita terjadilah perkawinan antara sang pria dengan si wanita yang dijodohkan.

Satu bulan setelah perkawinan, si pria pengantin baru tersebut datang bertamu ke rumah sang mak comblang. Pria tersebut bercerita betapa senangnya dia dan sangat berterima kasih atas isteri yang telah dikawini karena ternyata isterinya pintar sekali memasak. Sang pria membawa sekeranjang besar buah mangga yang wangi dan diberikan kepada sang mak comblang sebagai tanda terima kasih.

Bulan kedua setelah perkawinan, si pria kembali datang bertamu dan kali ini membawa sekeranjang buah apel dan berbagai minuman kalengan. Sama seperti kunjungan pertama, kali ini si pria mengucapkan terima kasih atas isteri yang telah dijodohkan karena ternyata isterinya sangat sayang kepada mertuanya, yaitu orang tua si pria tadi.

Bulan ketiga setelah perkawinan, si pria datang bertamu lagi, namun kali ini tidak membawa apa-apa. Setelah duduk sejenak dan belum sempat menghirup kopi hangat yang disuguhkan, si pria mulai berkeluh kesah betapa kesalnya ia kepada istrinya. Ia mengatakan istri yang dikawini ternyata sangat bodoh, seperti orang tidak pernah sekolah, mau melakukan apa saja harus bertanya kepadanya, seperti orang yang tidak bisa mengambil keputusan, dll, dll. Pendek kata banyak sekali keluh kesahnya.

Sang mak comblang, setelah mendengarkan berbagai keluh kesah si pria, berkata :”Begini dik, si Mulan itu mau sama kamu karena dia bodoh. Kalau dia pintar belum tentu dia mau sama kamu”. Mendengar ucapan sang mak comblang, si pria langsung pamit pergi meninggalkan secangkir kopi hangat yang belum sempat ia minum.

Inti cerita : Siapa sih kita ini ? Kalau kita mengeluh tentang kekurangan pasangan kita, apakah kita sendiri tidak ada kekurangan ? Bila kita mengeluh tentang teman kita, sudahkah kita menjadi teman yang baik ? Bila kita mengeluh tentang tempat kerja kita, sudahkah kita berbuat maksimal untuk membuatnya menjadi tempat yang nyaman bagi kita semua ? Daripada berkeluh-kesah, bukankah lebih baik kita berbuat sesuatu ? Bukankah lebih baik mensyukuri apapun yang telah diberikan oleh TUHAN kepada kita ?

"Arti Sebuah Keluarga "

Dikisahkan disebuah kota yang ramai, hiduplah sepasang suami istri bersama anak-anaknya yang masih kecil. Mereka hidup bahagia dengan melewati hari-hari dengan sederhana. Dengan bekal sebagai seorang pedagang manisan, sang suami giat mencari uang demi anak dan istri tercinta.

Tak terasa waktu demi waktu telah berlalu, dan anak-anaknya pun telah kian dewasa. Si sulung yang telah menamatkan pendidikan tingginya, telah berhasil mendapatkan kerjaan yang layak. Dengan giat setiap hari dia bekerja, dan dia pun berhasil mendapatkan posisi yang baik di perusahaan, karena ketekunannya.


Tanpa disadari, waktu dan kehidupan si sulung lama kelamaan hanya dicurahkannya pada kantor dan temen-temen sekerjanya. Dia pun mulai kehilangan waktu untuk sekedar berbicara dan berbagi dengan keluarganya. Setiap pagi jam 6 pagi dengan cepat dia berangkat kerja, dan sampai jam 12 malem baru lah dia menginjakkan kakinya didepan pintu rumahnya, hanya sekedar untuk beristirahat, demikian seterusnya.
Orang tua dan adik-adiknya hanya bisa mendukungnya tanpa pernah mengeluh sedikit pun, walaupun terkadang mereka juga merindukan untuk dapat berkumpul bersama si sulung barang sejenak, sekedar untuk berbagi cerita.


Pada suatu pagi sang ayah yang telah lama menderita penyakit gula, mendadak pingsan dan dalam keadaan kritis. Sang istri yang begitu panik segera melarikannya kerumah sakit untuk dirawat. Anak-anaknya yang lain pun segera menjenguk ayahnya yang kritis dirumah sakit, hanya si sulung yang tidak tampak.


Adik-adiknya berusaha menghubunginya sang kakak dikantornya, namun sang kakak hanya mengatakan akan segera menjenguk setelah pekerjaannya selesai dikantor.
Semakin malam masa kritis sang ayah pun tidak membaik, dan akhirnya sang ayah pun meninggal dunia. Sang istri dan anak-anaknya pun bersedih, namun si sulung pun tidak tampak diantara mereka. Dan tak lama dari waktu sang ayah meninggal baru lah si sulung menjenguk ayahnya, namun dia telah terlambat, karena sang ayah telah meninggalkannya untuk selamanya.
Hanya penyesalan lah yang menyelimuti perasaan si sulung, karena kesibukkannya dikantor mengalahkan arti sebuah keluarga dalam hatinya.

~ Pepatah Tiongkok lama mengatakan keluarga adalah mutiara. Begitu berharganya nilai sebuah keluarga sehingga dia disamakan dengan mutiara. Karena dari sebuah keluargalah kita lahir, tumbuh dan dewasa. Sehingga begitu dalam makna keluarga yang harus kita patrikan didalam hati kita kelak dan selamanya. Kadangkala kita dengan alasan kerja mengabaikan keluarga kita, suami, istri, orang tua ataupun anak-anak kita. Namun kita lupa bahwa sesungguh kebahagiaan sejati bukan hanya diukur dari materi namun dari kehangatan sejati yang kita peroleh dari saling berbagi dalam kebersamaan sebuah keluarga. Kita boleh bersosialisasi dengan orang diluar keluarga kita namun alangkah bijaknya jika kita juga bisa meluangkan sedikit waktu kita yang berharga untuk memberikan curah kasih pada keluarga kita~
(www.successandwisdom.blogspot.com)