Data Abdi

Foto saya
"Cintai & Sayangi Keluarga Kita"

link PTC Rupiah

Sabtu, 12 Desember 2009

Kalender 2010


Rabu, 18 November 2009

Jumat, 11 September 2009

Foto - Foto Alif ( Junior Aku )


Sedang Patroli



Sedang Santai


Sedang latihan militer

Jumat, 28 Agustus 2009

Sabtu, 22 Agustus 2009

Ramadhan

Sebelum saya dan para jamaah Masjid Al-Husna melaksanakan Sholat Taraweh berjamaah, yang berada di Kp.Tanah 80 Klender, kami diberikan siraman rohani tentang Bulan suci Ramadhan oleh K.H. Munawir Aseli (Imam Masjid Al-Husna), beliau berkata " Mengapa Umat Islam,setiap datangnya Bulan Ramadhan begitu senang dan gembira?? Ibarat pemain Sepakbola, sebelum peluit di tiup tanda akan dimulainya pertandingan, para pemain begitu semangat dan bergembira, karena mereka itu diberikan kesempatan oleh sang pelatih untuk berlomba memenangkan pertandingan, yang hanya diberi waktu hanya 90 menit. Sama seperti halnya dengan Ramadhan, umat islam berlomba-lomba untuk mendapatkan kesempatan ampunan, berkah dan membersihkan dosa-dosa dari Allah SWT, dan waktu yang diberikan hanya 30 hari dalam 1 tahun.
Oleh karena itu, begitu ruginya kita semua umat islam jika tidak memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT untuk melaksanakan puasa Ramadhan. Didalam Surah Al-Baqarah ayat 183, Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَىالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa

maksud dari ayat tersebut , dimana Allah langsung memberikan perintah kepada Orang-orang yang Beriman untuk melakukan puasa tanpa melalui malaikat/rasul, dimana tujuannya kita untuk bertaqwa, jadi kalau kita yang termasuk orang yang beriman, pasti akan melaksanakan perintah tersebut, ibarat kita sedang berdiri didepan rumah, ada tukan bakso lewat, kemudian kita panggil tukang bakso tersebut dengan kata-kata seperti ini : Hai tukang bakso, harap engkau kemari, pasti tukang bakso tersebut akan menghampiri kita.

Mudah-mudahan dibulan yang suci ini, Allah masih tetap memberikan kita umur panjang, kesehatan dan hidayah, agar puasa kita tamat sampai akhir Ramadhan, dan juga kita tetap diberikan semangat untuk mengerjakan sholat taraweh, walaupun dalam keadaan letih setelah bekerja dan berpuasa.

Marhaban.. Ya.. Ramdhan....






Kamis, 20 Agustus 2009

Emak & Abah

Walaupun usiaku kini hampir mendekati kepala 3, tepatnya sekarang aku berusia 29 th 2 bulan, dan aku sudah mempunyai seorang istri dan satu anak yang paling aku sayang,tetapi dihatiku ada yang paling aku sayang , siapakah dia????
dia adalah dua sosok manusia biasa, yang mampu memberikan kasih sayang pada saya dari waktu aku lahir hingga saat ini, foto diatas adalah foto kenangan pernikahan Emak & Abah aku, tepatnya kalo tidak salah di bulan Juli tahun 1970 (39 tahun), mereka itulah yang aku maksud, mereka adalah manusia yang paling aku sayangi selain istri & anakku. dimataku kedua orang tuaku itu adalah sosok orang yang tegar dan tidak pernah berputus asa, sampai saat ini biarpun mereka tidak bekerja,tetapi Allah masih memberikan rizki dan kasih sayang pada mereka, kadang kala jika anak2nya kekuarangan, mereka masih selalu memberikan pertolongan, padahal anak2 nya sudah pada mempunyai penghasilan masing2, itulah bukti bahwa Allah maha Agung. Banyak sekali kenangan aku sama Emak & Abah waktu dulu hingga sekarang, sampe sekarangpun aku masih inget kenangan-kenangan itu. jika aku mengingatnya kembali, hatiku merasa terharu, ini kenangan2an Aku bersama Abah dan Emak.

1. Dimandiin sama Abah
2. Jalan -jalan sama Abah pake Motor Jadul.
3. Tinggal berdua sama Abah di Jakarta
4. Jalan-jalan sama Emak ke Jakarta

~~ Bersambung ~~


Foto Pernikahan Adikku

Foto Kenangan Pernikahan Adikku tgl 4 Juli 2009


Adiku Yadi jadi pengantin bersama istrinya Wiwi


foto bersama keluarga Pandeglang

Foto Pernikahan Aku

Foto Kenangan Acara Pernikahan tgl 24 Desember 2007 :


Berjalan didampingi oleh kedua orang tua & keluarga, kemudian aku didampingi oleh calon mertua untuk menemui calon istriku yang tercinta.



Pangeran & Permaisuri di Pelaminan




Foto bersama Keluarga Besar Pandeglang & Cirebon.

Sabtu, 20 Juni 2009

Puasa Rajab

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan Muharram yang artinya dimulyakan (Ada 4 bulan: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Puasa dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam bulan-bulan mulya lainnya, hukumnya sunnah. Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda "Puasalah pada bulan-bulan haram(mulya)." (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Hadis lainnya adalah Riwayatnya al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah): "Usamah berkata pada Nabi saw, 'Wahai Rasulullah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa (sunat) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya'ban.' Rasul menjawab: 'Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.'"

Menurut al-Syaukani (Naylul Authar, dalam bahasan puasa sunat) ungkapan Nabi "Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan orang" itu secara implisit menunjukkan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.

Adapun hadis yang Anda sebut itu, kami juga tak menemukannya. Ada beberapa hadis lain yang menerangkan keutamaan bulan Rajab. Seperti berikut ini:
  • "Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu sorga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan."
  • Riwayat al-Thabrani dari Sa'id bin Rasyid: Barangsiapa puasa sehari di bulan Rajab maka laksana ia puasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka Jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu sorga, bila puasa 10 hari Allah akan mengabulkan semua permintaannya....."
  • "Sesugguhnya di sorga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut".
  • Riwayat (secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan, Nabi saw berkata: "Rajab itu bulannya Allah, Sya'ban bulanku, dan Ramadan bulannya umatku."
Hadis-hadis tersebut dha'if (kurang kuat) sebagaimana ditegaskan oleh Imam Suyuthi dalam kitab al-Haawi lil Fataawi.

Ibnu Hajar, dalam kitabnya "Tabyinun Ujb", menegaskan bahwa tidak ada hadis (baik sahih, hasan, maupun dha'if) yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab. Bahkan beliau meriwayatkan tindakan Sahabat Umar yang melarang menghususkan bulan Rajab dengan puasa.

Ditulis oleh al-Syaukani, dlm Nailul Authar, bahwa Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhamad bin Manshur al-Sam'ani yang mengatakan bahwa tak ada hadis yang kuat yang menunjukkan kesunahan puasa Rajab secara khusus. Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar memakruhkan puasa Rajab, sebagaimana Abu Bakar al-Tarthusi yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah makruh, karena tidak ada dalil yang kuat.

Namun demikian, sesuai pendapat al-Syaukani, bila semua hadis yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rajab dan disunahkan puasa di dalamnya kurang kuat dijadikan landasan, maka hadis-hadis yang umum (spt yang disebut pertamakali di atas) itu cukup menjadi hujah atau landasan. Di samping itu, karena juga tak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan Rajab

Kamis, 18 Juni 2009

Menjadi Pribadi yang Bersyukur (Dr. Attabiq Luthfi, MA)

Mereka (Para Jin) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya, di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur”. (Saba’:13)

Ayat ini mengabadikan anugerah nikmat yang tiada terhingga kepada keluarga nabi Daud as sebagai perkenan atas permohonan mereka melalui lisan nabi Sulaiman as yang tertuang dalam surah Shaad: 35, “Ia berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”. Betapa nikmat yang begitu banyak ini menuntut sikap syukur yang totalitas yang dijabarkan dalam bentuk amal nyata sehari-hari.

Tampilnya keluarga Daud sebagai teladan dalam konteks bersyukur dalam ayat ini memang sangat tepat, karena dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda:

“Shalat yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat nabi Daud; ia tidur setengah malam, kemudian bangun sepertiganya dan tidur seperenam malam. Puasa yang paling dicintai oleh Allah juga adalah puasa Daud; ia puasa sehari, kemudian ia berbuka di hari berikutnya, dan begitu seterusnya”.

Bahkan dalam riwayat Ibnu Abi Hatim dari Tsabit Al-Bunani dijelaskan bagaimana nabi Daud membagi waktu shalat kepada istri, anak dan seluruh keluarganya sehingga tidak ada sedikit waktupun, baik siang maupun malam, kecuali ada salah seorang dari mereka sedang menjalankan shalat. Dalam riwayat lain yang dinyatakan oleh Al-Fudhail bin Iyadh bahwa nabi Daud pernah mengadu kepada Allah ketika ayat ini turun. Ia bertanya: “Bagaimana aku mampu bersyukur kepada Engkau, sedangkan bersyukur itupun nikmat dari Engkau? Allah berfirman, “Sekarang engkau telah bersyukur kepadaKu, karena engkau mengakui nikmat itu berasal daripada-Ku”.

Keteladanan nabi Daud yang disebut sebagai objek perintah dalam ayat perintah bersyukur di atas, ternyata diabadikan juga dalam beberapa hadits yang menyebut tentang keutamaan bekerja. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seseorang itu makan makanan lebih baik dari hasil kerja tangannya sendiri. Karena sesungguhnya nabi Daud as senantiasa makan dari hasil kerja tangannya sendiri.”

Bekerja yang dilakukan oleh nabi Daud tentunya bukan atas dasar tuntutan atau desakan kebutuhan hidup, karena ia seorang raja yang sudah tercukupi kebutuhannya, namun ia memilih sesuatu yang utama sebagai perwujudan rasa syukurnya yang tiada terhingga kepada Allah swt.

Secara redaksional, yang menarik karena berbeda dengan ayat-ayat yang lainnya adalah bahwa perintah bersyukur dalam ayat ini tidak dengan perintah langsung “Bersyukurlah kepada Allah”, tetapi disertai dengan petunjuk Allah dalam mensyukuri-Nya, yaitu “Bekerjalah untuk bersyukur kepada Allah”. Padahal dalam beberapa ayat yang lain, perintah bersyukur itu langsung Allah sebutkan dengan redaksi fi’il Amr, seperti dalam firman Allah yang bermaksud, Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku”. (Al-Baqarah: 152), juga dalam surah Az-Zumar: 66, “Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.

Redaksi seperti dalam ayat di atas menunjukkan bahwa esensi syukur ada pada perbuatan dan tindakan nyata sehari-hari. Dalam hal ini, Ibnul Qayyim merumuskan tiga faktor yang harus ada dalam konteks syukur yang sungguh-sungguh, yaitu dengan lisan dalam bentuk pengakuan dan pujian, dengan hati dalam bentuk kesaksian dan kecintaan, serta dengan seluruh anggota tubuh dalam bentuk amal perbuatan.

Sehingga bentuk implementasi dari rasa syukur bisa beragam; shalat seseorang merupakan bukti syukurnya, puasa dan zakat seseorang juga bukti akan syukurnya, segala kebaikan yang dilakukan karena Allah adalah implementasi syukur. Intinya, syukur adalah takwa kepada Allah dan amal shaleh seperti yang disimpulkan oleh Muhammad bin Ka’ab Al-Quradhi.

Az-Zamakhsyari memberikan penafsirannya atas petikan ayat, “Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah” bahwa ayat ini memerintahkan untuk senantiasa bekerja dan mengabdi kepada Allah swt dengan semangat motifasi mensyukuri atas segala karunia nikmat-Nya. Ayat ini juga menjadi argumentasi yang kuat bahwa ibadah hendaklah dijalankan dalam rangka mensyukuri Allah swt.

Makna inilah yang difahami oleh Rasulullah saw ketika Aisyah mendapati beliau senantiasa melaksanakan shalat malam tanpa henti, bahkan seakan-akan memaksa diri hingga kakinya bengkak-bengkak. Saat ditanya oleh Aisyah, “Kenapa engkau berbuat seperti ini? Bukankah Allah telah menjamin untuk mengampuni segala dosa-dosamu?” Rasulullah menjawab, “Tidakkah (jika demikian) aku menjadi hamba Allah yang bersyukur”. (HR. Al-Bukhari).

Pemahaman Rasulullah saw akan perintah bersyukur yang tersebut dalam ayat ini disampaikan kepada sahabat Mu’adz bin Jabal ra dalam bentuk pesannya setiap selesai sholat, “Hai Muaz, sungguh aku sangat mencintaimu. Janganlah engkau tinggalkan setiap selesai sholat untuk membaca do’a, “Ya Allah, tolonglah aku untuk senantiasa berzikir (mengingatiMu), mensyukuri (segala nikmat)Mu, dan beribadah dengan baik”. (HR. Abu Daud dan Nasa’i).

Dalam pandangan Sayid Qutb, penutup ayat di atas “Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur” merupakan sebuah pernyataan akan kelalaian hamba Allah swt dalam mensyukuri nikmat-Nya, meskipun mereka berusaha dengan semaksimal mungkin, tetapi tetap saja mereka tidak akan mampu menandingi nikmat Allah swt yang dikaruniakan terhadap mereka yang tidak terbilang. Sehingga sangat ironis dan merupakan peringatan bagi mereka yang tidak mensyukurinya sama sekali. Dalam hal ini, Umar bin Khattab ra pernah mendengar seseorang berdo’a, “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan yang sedikit”. Mendengar itu, Umar terkejut dan bertanya, “Kenapa engkau berdoa demikian?” Sahabat itu menjawab, “Karena saya mendengar Allah berfirman, “Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur”, makanya aku memohon agar aku termasuk yang sedikit tersebut.

Ciri lain seorang hamba yang bersyukur secara korelatif dapat ditemukan dalam ayat setelahnya bahwa ia senantiasa memandang segala jenis nikmat yang terbentang di alam semesta ini sebagai bahan perenungan akan kekuasaan Allah swt yang tidak terhingga, sehingga hal ini akan menambah rasa syukurnya kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Allah swt berfirman diantaranya, “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur”. (Saba’:19). Ayat yang senada dengan redaksi yang sama diulang pada tiga tempat, yaitu surah Ibrahim: 5, Luqman: 31, dan surah Asy-Syura’: 33.

Memang komitmen dengan akhlaqul Qur’an, di antaranya bersyukur merupakan satu tuntutan sekaligus kebutuhan di tengah banyaknya cobaan yang menerpa bangsa ini dalam beragam bentuknya. Jika segala karunia Allah swt yang terbentang luas dimanfaatkan dengan baik untuk kebaikan bersama dengan senantiasa mengacu kepada aturan Allah swt, Sang Pemilik Tunggal, maka tidak mustahil, Allah swt akan menurunkan rahmat dan kebaikanNya untuk bangsa ini dan menjauhkannya dari malapetaka, karena demikianlah balasan yang tertinggi yang disediakan oleh Allah swt bagi komunitas dan umat yang senantiasa mampu mensyukuri segala bentuk nikmat Allah swt:

Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui”. (An-Nisa’:147) Allahu A’lam.

Selasa, 16 Juni 2009

Menghafal Surah Al-Qur'an dengan mudah

Menghafal Nama-Nama Surah Al-Qur’an Dengan Mudah Dan Menyenangkan

Penulis: Syahid AbdulQodir Thohir*

LANGKAH- LANGKAH ATAU METODA

I. Menghafal nama-nama Surah dengan metoda cerita.


alhikmah.com - Metoda yang penulis buat ini sebenarnya terinspirasi dari metoda Quantum
Learning melalui pelatihan yang telah diikuti. Prinsipnya bagaimana belajar itu mudah dan
menyenangkan. Dan tidak ada salahnya kita gunakan dalam proses mengenal Al-Qur’an dari
sisi-sisi tertentu. Salah satunya adalah menghafal nama-nama surah dalam Al-Qur’an.
Mulai saat ini anda diajak untuk mengenal nama-nama surah dalam Al-Qur’an. Anda akan
dibawa keluar dari zona nyaman menuju satu pengalaman baru yang mengasyikkan. Membuat
anda sadar dan melek dari mitos-mitos yang menyesatkan tentang ghuluw atau bahkan ekstrim
yang terlalu jauh menyimpang dalam mensikapi keutamaan Al-Qur’an. Al-Qur’an dianggap
sebagai suatu yang mistik. Padahal sebenarnya Al-Qur’an itu mu’jizat. Al-Qur’an memiliki
hayawiyyah atau dinamis penuh makna.

Dan metoda berikut ini merupakan salah satu pensikapan dinamis dan unik. Bisa dinikmati
manfaatnya bagi setiap muslim yang ingin lebih akrab bermu’ayasyah ma’l qur’an dari sisi
nama-nama surahnya yang berjumlah 114 surah. Karena itu cobalah metoda ini:

a. Cara menghafal
Dalam metoda cerita ini pendekatannya melalui arti atau terjemah dari nama surah yang
berbahasa Arab. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bukan kebenaran ceritanya tetapi
bagaimana anda bisa menghafal dan mengingat nama-nama surah dalam Al-Qur’an dengan
mudah, karena cerita ini bersifat imajinatif bukan hakiki.
Cerita berikut dibuat bersifat penggalan-penggalan (per sepuluh surah kecuali surah yang ke-91
– 99 dan ke-100 sampai terakhir). Hal ini akan membantu anda mempermudah dalam
menghafal dan mengingat kembali nama-nama Surah dalam Al-Qur’an. Ingat yang dihafal
bukan ceritanya tetapi alur cerita nama-nama surah Al-Qur’an (dalam terjemah) yang tertulis
dengan huruf tebal dan kapital. Seperti: PEMBUKAAN, SAPI BETINA dan seterusnya.
Praktisnya adalah sebagai berikut:

1. Bacalah cerita tersebut (misalnya cerita I; 1-10) sambil tersenyum.
2. Boleh dibaca dalam hati atau dengan suara. Perhatikan pada kata-kata bercetak tebal
dan berikan tekanan bunyi yang berbeda dari kata yang tidak bercetak tebal.
3. Bayangkan anda sendiri sedang manjadi pelaku atau terlibat langsung dalam alur
cerita tersebut. Kalau bisa sambil membayangkan dan gerakkan anggota tubuh anda
sebagai bentuk kreasi dari imajinasi anda.
4. Tulis ulang kata-kata yang bercetak tebal sesuai yang anda ingat saja, lalu cocokkan
dan urutkan sesuai urutannya.
5. Setelah anda berhasil menulis ulang kata-kata yang bercetak tebal, dengan melihat
kata-kata tersebut cobalah anda mengulang (mengingat) kembali alur ceritanya tanpa
harus sama persis.
6. Berikutnya anda melihat grafik kata-kata yang bercetak tebal dan bacalah dalam
bahasa Arabnya. Ingat jangan dihafal terlebih dahulu teks arab yang ditulis dengan
huruf latin tersebut (hal tersebut akan dibahasa tersendiri).

b. Cara Mengingat ulang

Bila anda lupa dengan nama surah tertentu, misalnya saja anda lupa dengan nama Surah ke-
13, maka langsung saja anda mengingat-ingat alur cerita tersebut. Dimulai dari urutan surah
yang ke-11 yaitu HUD. Maka anda akan teringat bahwa HUD dan YUSUF disambar PETIR.
Secara otomatis dalam hitungan menit atau bahkan detik, anda akan dengan cepat
mengingatnya kembali bahwa surat yang ke-13 adalah Surah PETIR (yang Bahasa Arabnya AR
RA’D). Menyenangkan bukan?
Selamat mencoba dan menikmati. Semoga anda benar-benar puas.

c. Tekhnis Menghafal


Berikut ini teknis dan cara menghafal nama-nama surah dengan metoda cerita yang dibagi
dalam 11 bagian (cerita) agar memudahkan kita dalam penguasaan maksimal dan cepat.

Cerita I (Surah 1 – 10)
Aku membaca Al-Qur’an dimulai dengan PEMBUKAAN. Kebetulan waktu itu tetanggaku
sedang memotong SAPI BETINA untuk KELUARGA IMRAN yang punya anak wanita bernama
AN NISA. Ia lapar makan HIDANGAN, sisanya ia berikan untuk BINATANG TERNAK yang
berkandang di TEMPAT-TEMPAT YANG TINGGI, di sana dibagikan HARTA RAMPASAN
PERANG yang dilakukan setelah TAUBAT seperti taubatnya YUNUS

1 PEMBUKAAN AL FATIHAH
2 SAPI BETINA AL BAQOROH
3 KELUARGA IMRAN AL IMRON
4 AN NISA (WANITA) AN NISA
5 HIDANGAN AL MAIDAH
6 BINATANG TERNAK AL AN ‘AM
7 TEMPAT-TEMPAT YANG TINGGI AL A’ ROF
8 HARTA RAMPASAN PERANG AL ANFAL
9 TAUBAT AT TAUBAH
10 YUNUS YUNUS


Cerita II (Surah 11 – 20)
HUD dan YUSUF disambar PETIR sementara itu IBRAHIM sedang berada di PEGUNUNGAN
HIJR tempat dimana LEBAH memulai PERJALANAN MALAM menuju ke GUA tempat
bersembunyinya MARYAM dan TOHA.

11 HUD HUD
12 YUSUF YUSUF
13 PETIR AR RA’D
14 IBRAHIM IBRAHIM
15 PEGUNUNGAN HIJR AL HIJR
16 LEBAH AN NAHL
17 PERJALANAN MALAM AL ISRO
18 GUA AL KAHFI
19 MARYAM MARYAM
20 TOHA TOHA


Cerita III (Surah 21 – 30)
PARA NABI pergi HAJI diikuti oleh ORANG-ORANG BERIMAN berpakain putih-putih sehingga
laksana CAHAYA yang menjadi PEMBEDA ANTARA YANG BENAR DAN BATHIL seperti
ceritanya PARA PENYAIR tentang SEMUT dalam buku KISAH-KISAH dan juga tentang LABALABA
yang menyerang BANGSA ROMAWI.

21 PARA NABI AL ANBIYA
22 HAJI AL HAJJ
23 ORANG-ORANG BERIMAN AL MU’MINUN
24 CAHAYA AN NUR
25 PEMBEDA ANTARA YANG BENAR DAN BATHIL AL FURQON
26 PARA PENYAIR ASY SYU ‘ARO
27 SEMUT AN NAML
28 KISAH-KISAH AL QOSHOSH
29 LABA-LABA AL ‘ANKABUT
30 BANGSA ROMAWI AR RUM


Cerita IV (Surah 31 – 40)
LUKMAN tidak berSUJUD di kaki GOLONGAN YANG BERSEKUTU dengan KAUM SABA’
yang tidak beriman kepada Yang Maha PENCIPTA. Sementara itu YASIN menyiapkan orang
YANG BERSHAF-SHAF membentuk huruf SHOD dengan ROMBONGAN-ROMBONGAN
untuk memohon kepada YANG PENGAMPUN dari kesalahan LAKI-LAKI MUKMIN.

31 LUKMAN LUQMAN
32 SUJUD AS SAJDAH
33 GOLONGAN YANG BERSEKUTU AL AHZAB
34 KAUM SABA’ SABA’
35 PENCIPTA FATHIR
36 YASIN YASIN
37 YANG BERSHAF-SHAF ASH SHOOFFAT
38 SHOD SHOD
39 ROMBONGAN-ROMBONGAN AZ ZUMAR
40 YANG PENGAMPUN/LAKI-LAKI MUKMIN GHOFIR/AL MUKMIN

Cerita V (Surah 41 - 50)

YANG DIJELASKAN dalam MUSYAWARAH itu tentang hukum PERHIASAN bukan tentang
KABUT membawa orang YANG BERLUTUT di BUKIT-BUKIT PASIR, saat MUHAMMAD
mendapat KEMENANGAN ditandai dengan KAMAR-KAMAR bertuliskan huruf QOF.

41 YANG DIJELASKAN FUSHSHILAT
42 MUSYAWARAH ASY SYURA
43 PERHIASAN AZ ZUKHRUF
44 KABUT AD DUKHAN
45 YANG BERLUTUT AL JATSIYAH
46 BUKIT-BUKIT PASIR AL AHQOF
47 MUHAMMAD MUHAMMAD
48 KEMENANGAN AL FATH
49 KAMAR-KAMAR AL HUJURAT
50 QOF QOF

Cerita VI (Surah 51 – 60)

ANGIN YANG MENERBANGKAN menghembus ke BUKIT saat BINTANG dan BULAN
bersinar sebagai bukti kuasa YANG MAHA PEMURAH yang akan mendatangkan HARI
KIAMAT menghancurkan BESI pada saat WANITA YANG MENGAJUKAN GUGATAN
mengalami PENGUSIRAN sebagaimana menimpa PEREMPUAN YANG DIUJI.

51 ANGIN YANG MENERBANGKAN ADZ DZARIYAH
52 BUKIT ATH THUR
53 BINTANG AN NAJM
54 BULAN AL QOMAR
55 YANG MAHA PEMURAH AR RAHMAN
56 HARI KIAMAT AL WAQI ‘AH
57 BESI AL HADID
58 WANITA YANG MENGAJUKAN GUGATAN AL MUJADILAH
59 PENGUSIRAN AL HASYR
60 PEREMPUAN YANG DIUJI AL MUMTAHANAH
Cerita VII (Surah 61 – 70)

BARISAN
orang beriman pada HARI JUM’AT berbeda dengan ORANG-ORANG MUNAFIK
saat HARI DITAMPAKAN KESALAHAN-KESALAHAN orang yang suka TALAK dalam
pernikahan dan Allah MENGHARAMKAN pelimpahan KERAJAAN secara tertulis dengan
PENA pada HARI KIAMAT yang tidak ada lagi TEMPAT-TEMPAT NAIK bagi amal sholih.

61 BARISAN ASH SHOF
62 HARI JUM’AT AL JUMU’AH
63 ORANG-ORANG MUNAFIK AL MUNAFIQUN
64 HARI DITAMPAKAN KESALAHAN-KESALAHAN AL TAGHOBUN
65 TALAK ATH THOLAQ
66 MENGHARAMKAN AT TAHRIM
67 KERAJAAN AL MULK
68 PENA AL QOLAM
69 HARI KIAMAT AL HAAQQAH
70 TEMPAT-TEMPAT NAIK AL MA ‘ARIJ
Cerita VIII (Surah 71 – 80)

NUH
diganggu JIN saat ORANG YANG BERSELIMUT dan ORANG YANG BERKEMUL
tertidur pulas tidak menyadari datangnya KIAMAT ketika MANUSIA didatangkan MALAIKAT
YANG DIUTUS menyampaikan BERITA BESAR tentang kematian yang dibawa MALAIKAT-MALAIKAT
YANG MENCABUT nyawa sedangkan IA BERMUKA MASAM.

71 NUH NUH
72 JIN AL JINN
73 ORANG YANG BERSELIMUT AL MUZAMMIL
74 ORANG YANG BERKEMUL AL MUDATSTSIR
75 KIAMAT AL QIYAMAH
76 MANUSIA AL INSAN
77 MALAIKAT YANG DIUTUS AL MURSALAT
78 BERITA BESAR AN NABA’
79 MALAIKAT-MALAIKAT YANG MENCABUT AN NAZI ‘AT
80 IA BERMUKA MASAM ‘ABASA
Cerita IX (Surah 81 – 90)

Gempa MENGGULUNG bumi hingga TERBELAH dan ORANG-ORANG YANG CURANG pun
ikut TERBELAH hancur lebur menjadi GUGUSAN BINTANG diantaranya bintang YANG
DATANG DI MALAM HARI atas kuasa YANG PALING TINGGI pada HARI PEMBALASAN
tidak akan muncul FAJAR di NEGERI manapun.

81 MENGGULUNG AT TAKWIR
82 TERBELAH AL INFITHOR
83 ORANG-ORANG YANG CURANG AL MUTHOFFIFIN
84 TERBELAH AL INSYIQOQ
85 GUGUSAN BINTANG AL BURUJ
86 YANG DATANG DI MALAM HARI ATH THORIQ
87 YANG PALING TINGGI AL A ‘LA
88 HARI PEMBALASAN AL GHOSYIYAH
89 FAJAR AL FAJR
90 NEGERI AL BALAD
Cerita X (Surah 91 – 99)

MATAHARI tenggelam saat MALAM tiba hingga datang WAKTU DHUHA Allah
MELAPANGKAN rizki dan menumbuhkan BUAH TIN untuk manusia yang berasal dari
SEGUMPAL DARAH tanpa KEMULIAAN sedikit pun sebagai BUKTI akan terjadi
KEGONCANGAN dunia.

91 MATAHARI ASY SYAMS
92 MALAM AL LAIL
93 WAKTU DHUHA ADH DHUHA
94 MELAPANGKAN AL INSYIROH
95 BUAH TIN AT TIN
96 SEGUMPAL DARAH AL ‘ALAQ
97 KEMULIAAN AL QODR
98 BUKTI AL BAYYINAH
99 KEGONCANGAN AZ ZALZALAH
Cerita XI (Surah 100 – 114)

KUDA PERANG YANG BERLARI KENCANG pada HARI KIAMAT tidak lagi untuk
BERMEGAH-MEGAHAN pada MASA itu si PENGUMPAT diinjak-injak GAJAH milik SUKU
QURAISY tanpa menyisakan BARANG-BARANG YANG BERGUNA sedikit pun, apalagi
NI’MAT YANG BANYAK semuanya pergi dari ORANG-ORANG KAFIR tanpa mendapat
PERTOLONGAN dari GEJOLAK API yang membakar karena tidak MEMURNIKAN KEESAAN
ALLAH yang sejak WAKTU SUBUH semua MANUSIA telah melaksankannya.

100 KUDA PERANG YANG BERLARI KENCANG AL ‘ADIYAT
101 HARI KIAMAT AL QORI ‘AH
102 BERMEGAH-MEGAHAN AT TAKATSUR
103 MASA AL ‘ASHR
104 PENGUMPAT AL HUMAZAH
105 GAJAH AL FI-L
106 SUKU QURAISY QURAISY
107 BARANG-BARANG YANG BERGUNA AL MA ‘UN
108 NI’MAT YANG BANYAK AL KAUTSAR
109 ORANG-ORANG KAFIR AL KAFIRUN
110 PERTOLONGAN AN NASHR
111 GEJOLAK API AL LAHAB
112 MEMURNIKAN KEESAAN ALLAH AL IKHLASH
113 WAKTU SUBUH AL FALAQ
114 MANUSIA AN NAS
*Penulis adalah guru tahsin-tahfidh di LTQ Al-Hikmah dan SMP SMART Ekselensia Indonesia
(DD Republika)

Kamis, 05 Maret 2009

Renungan - Bunda

Ketika Balita

Ia mengajarimu melangkah dan berjalan, tapi engkau berlari ketika ia memanggilmu

Ia membelikanmu pensil warna-warni, tapi engkau corat coret tembok rumah

Ia membelikanmu baju2 indah berwarna, tapi engkau buat main dikubangan

Ketika Mulai Sekolah

Ia mengantarmu sampai didepan sekolah, tapi engkau menangis tidak mau sekolah

Ia membelikanmu es krim disekolah, tapi engkau tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu

Ia membayari uang kursusmu, tapi engkau sering bolos dan malas belajar

Ketika Remaja

Ia mengantarmu ke ulang tahun temanmu, tapi engkau melompat dari mobil tanpa memberi salam

Ia mengantarmu nonton dengan teman2mu, tapi engkau minta ia duduk di barisan lain

Ia membayar biaya liburanmu ke Bali, tapi engkau tak pernah menelponnya selama berada di Bali

Ia pulang kerja dan ingin memelukmu, tapi engkau mengunci pintu di kamar

Ia menunggu telpon yang penting dirumah, tapi engkau pakai telpon non-stop sepanjang hari

Ia terharu ketika kamu lulus SMA, tapi engkau pergi berpesta dengan teman2mu

Ketika Dewasa

Ia bertanya :”Darimana saja seharian?” Tapi engkau menjawab : ”Cerewet amat sih mau tahu urusan orang aja”

Ia memelukmu haru ketika lulus kuliah, tapi engkau bertanya :”kapan aku bisa jalan2 ke luar negeri ?”

Ia bertanya kepada tunanganmu tentang rencana masa depan kalian, tapi engkau mengeluh : ”Ngapain sih nanya2 kayak gitu”

Ia membantu membiayai pernikahanmu, tapi setahun kemudian engkau pindah ke kota lain dan jarang menelponnya

Ia memberi nasehat bagaimana merawat bayi, tapi engkau berkata : ”Sekarang jamannya sudah lain”

Ia menelpon memberitahu ulangtahun nenekmu, tapi engkau berkata : ”Aku sebuk sekali, nggak bisa datang”

Ketika bangun tidur, ingatkah engkau pada ibumu ?

Ketika makan, ingatkah engkau pada ibumu ?

Ketika jalan-jalan, ingatkah engkau pada ibumu ?

Ketika mau tidur, ingatkah engkau pada ibumu ?

Ketika berdoa, ingatkah engkau pada ibumu ?

Renungan - AYAH

Ayah ingin anak2nya memiliki lebih banyak kesempatan daripada dirinya

Ayah ingin agar anak2nya menghadapi lebih sedikit kesulitan daripada yang pernah dihadapinya

Ayah ingin anak2nya mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada yang pernah ia dapatkan

Ayah selalu tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tetapi tidak membuatmu takut

Ayah tidak pernah ada di album foto keluarga karena dia yang selalu menjadi juru foto

Ayah selalu memberimu tempat duduk terbaik dibahunya ketika membawamu nonton pawai

Ayah akan membelikanmu lollipop merk terbaru, dan akan menghabiskannya bila ternyata kamu tidak menyukainya

Ayah membiarkanmu menang dalam permainan ketika engkau masih kecil

Ayah itu murah hati; ia akan melupakan apa yang ia inginkan agar dapat memberimu apa yang engkau inginkan

Ayah hanya amenyuruhmu melakukan pekerjaan yang engkau sukai

Ayah mungkin tampak galak dimatamu, tetapi dalam hati ia hanya menginginkan yang terbaik untuk kamu

Ayah sangat senang ketika seluruh keluarga berkumpul untuk makan malam bersama meskipun ia sendiri sudah tidak bisa makan banyak

Ayah tidak pernah menolak permintaanmu, ia hanya akan berkata :”Tanya saja pada ibumu”

Ayah lebih bangga pada prestasimu daripada prestasinya sendiri

Ayah pernah berpesan :”Jadilah lebih kuat dan hebat daripadaku, pilihlah ibu untuk anak2mu kelak wanita yang lebih hebat daripada ibumu, berikan yang lebih baik untuk pasanganmu dan cucu2ku daripada apa yang telah kuberikan padamu”

Ayah tidak pernah mencoba menjadi yang terbaik, tetapi ia selalu berusaha melakukan yang terbaik

Ayah tidak pernah menghalangimu mencintai TUHAN, bahkan ia membuka jalan selebar-lebarnya agar kamu dapat menggapai cinta TUHAN sebab iapun mencintaimu karena cinta TUHAN

Siapapun ia ayahmu......ia pasti seorang ayah yang hebat.

Rabu, 11 Februari 2009

Renungan - Terimakasih

Banyak orang mengatakan bahwa ada tiga kata yang seharusnya lebih sering kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata tersebut adalah : Maaf, Tolong dan Terima Kasih. Kata orang bila kita semua lebih sering menggunakan kata2 tersebut terhadap satu sama lain maka niscaya kehidupan dimanapun kita berada akan jauh lebih damai dan bersahabat.

Baru-baru ini saya mengunjungi sebuah tempat peribadatan, dan menemukan tulisan yang menganjurkan penggunaan kata Terima Kasih dalam konteks dan situasi yang amat berbeda. Berikut ini petikannya :

Terima kasihlah kepada orang yang telah menjatuhkan anda sebab ia telah menguatkan kemampuanmu untuk bangkit

Terima kasihlah kepada orang yang telah mencelakai anda, sebab ia telah melatih kegigihan hati anda

Terima kasihlah kepada orang yang telah menipu anda, sebab ia telah menambah pengalaman dan wawasan anda

Terima kasihlah kepada orang yang telah mencambukmu, sebab ia telah membersihkan karma buruk anda

Terima kasihlah kepada orang yang telah memarahi dan membentak anda, sebab ia telah membantu menambah ketenangan dan kebijaksanaan anda

Terima kasihlah kepada orang yang telah menghina anda, sebab ia telah memberi anda motivasi untuk menjadi lebih baik


by. JS


Selasa, 27 Januari 2009

Renungan - Donald Trump

Siapa yang tidak pernah mendengar nama Donald Trump ? Pemilik kerajaan bisnis The Trump ini selain piawai dalam berbisnis, khususnya dibidang property, juga dikenal sebagai celebrity dalam dunia hiburan dan pemilik sekaligus pemandu acara Televisi ”The Apprentice”.

Donald Trump selalu masuk dalam daftar 100 orang celebrity terkaya didunia yang dikeluarkan oleh majalah FORBES. Ketika ditanya apa rahasia suksesnya, Donald Trump menjawab ada 3, yaitu :

1. Work Hard alias bekerja keras

2. Never Give Up ( Tidak pernah menyerah )

3. Have Fun ( Bergembira dan enjoy / nikmati apa yang anda kerjakan )



by. JS

Rabu, 21 Januari 2009

Renungan - Waktu

Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan Bapak Kyai Haji Najib Sungkar, pemimpin Keluarga Besar Bismillah. Beliau mengatakan bahwa waktu tidur beliau selama setahun adalah 400 jam. Ini berarti dalam satu hari beliau hanya tidur rata-rata 1,1 jam. Sungguh ini hal yang sangat luar biasa, apalagi melihat penampilan beliau yang masih sangat bugar untuk seseorang yang telah berumur 66 tahun.


Mungkin tidak banyak orang yang sanggup seperti Pak Kyai. Namun kita juga sering mendengar orang yang sehari hanya tidur beberapa jam saja. Barangkali yang penting dari sebuah tidur bukanlah lamanya tetapi kwalitasnya. Barangkali itulah yang membuat Bapak Kyai Najib Sungkar dan orang lain yang sanggup hanya tidur beberapa jam saja dalam sehari.

Namun yang lebih bermakna dari cerita pak Kyai diatas adalah ungkapan beliau selanjutnya : ”Buat apa tidur lama-lama, Allah memberikan kita waktu 24 jam sehari, bukankah lebih baik kita pergunakan sebanyak-banyaknya untuk berkarya daripada hanya untuk tidur”

Orang yang sukses adalah mereka yang sanggup menggunakan waktu secara bijaksana dan sebaik-baiknya untuk berkarya dan bermanfaat bagi sesama. Jangan sampai pemberian Tuhan yang amat sangat berharga dan dalam jumlah yang sama bagi kita semua, yaitu waktu 24 jam sehari, hanya kita pergunakan untuk ”TIDUR” ( tidur diantara tanda kutip ) alias tidak berbuat apa-apa dalam hidup kita ini.


By. JS


Renungan - Sediakan Waktu

Sediakan waktu untuk berpikir, itulah sumber kejernihan.
Sediakan waktu untuk bermain dan bersantai, itulah rahasia awet muda.
Sediakan waktu untuk membaca, itulah landasan kebijaksanaan.
Sediakan waktu untuk berteman, itulah jalan menuju hidup bermakna.

Sediakan waktu untuk bermimpi, itulah yg membawa Anda ke bintang.
Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai, itulah hak istimewa dari Tuhan.
Sediakan waktu untuk melihat sekeliling, waktu Anda terlalu singkat untuk
Hidup dalam dunia Anda sendiri.

Sediakan waktu untuk tertawa, itulah musik bagi jiwa.
Sediakan waktu bersama keluarga, itulah mutiara paling indah.
Sediakan waktu pribadi untuk bersama Tuhan, itulah sumber kekuatan.

Ya, bagaimana hidup kita; apakah akan bermakna dan berguna, ataukah
Akan berlalu dengan sia-sia tanpa arti, tergantung pada bagaimana kita
Mempergunakan waktu. Semua orang dikaruniai jumlah waktu yg sama;
24 jam sehari, tujuh hari seminggu, 52 minggu setahun. Tidak kurang tidak lebih.
Dengan waktu yg sama itu, ada orang yg bisa berkarya besar bagi Tuhan dan sesamanya, tetapi ada juga orang yang “Nol besar” alias tidak berkarya apa-apa
Selama hidupnya. Pangkalnya adalah terletak pada pengelolaan waktu.


By. JS

Selasa, 20 Januari 2009

Renungan - Mengeluh

Pada jaman dahulu, bukanlah sesuatu yang aneh bila sebuah perkawinan adalah hasil dari pen”comblangan” alias dijodohkan. Bahkan di jaman sekarangpun masih banyak orang yang mendapatkan pasangan hidup melalui proses penjodohan yang dilakukan oleh teman, family, orang yang dituakan, atau bahkan juga oleh orang tua sendiri. Bahkan sekarang ini banyak situs internet yang menyediakan jasa comblang atau match-making..

Alkisah, ada seorang yang dituakan yang seringkali dimintakan oleh orang-orang sekitarnya untuk mencarikan pasangan hidup. Suatu ketika si ”mak combalng” ini men jodohkan seorang pria dengan seorang wanita. Dan singkat cerita terjadilah perkawinan antara sang pria dengan si wanita yang dijodohkan.

Satu bulan setelah perkawinan, si pria pengantin baru tersebut datang bertamu ke rumah sang mak comblang. Pria tersebut bercerita betapa senangnya dia dan sangat berterima kasih atas isteri yang telah dikawini karena ternyata isterinya pintar sekali memasak. Sang pria membawa sekeranjang besar buah mangga yang wangi dan diberikan kepada sang mak comblang sebagai tanda terima kasih.

Bulan kedua setelah perkawinan, si pria kembali datang bertamu dan kali ini membawa sekeranjang buah apel dan berbagai minuman kalengan. Sama seperti kunjungan pertama, kali ini si pria mengucapkan terima kasih atas isteri yang telah dijodohkan karena ternyata isterinya sangat sayang kepada mertuanya, yaitu orang tua si pria tadi.

Bulan ketiga setelah perkawinan, si pria datang bertamu lagi, namun kali ini tidak membawa apa-apa. Setelah duduk sejenak dan belum sempat menghirup kopi hangat yang disuguhkan, si pria mulai berkeluh kesah betapa kesalnya ia kepada istrinya. Ia mengatakan istri yang dikawini ternyata sangat bodoh, seperti orang tidak pernah sekolah, mau melakukan apa saja harus bertanya kepadanya, seperti orang yang tidak bisa mengambil keputusan, dll, dll. Pendek kata banyak sekali keluh kesahnya.

Sang mak comblang, setelah mendengarkan berbagai keluh kesah si pria, berkata :”Begini dik, si Mulan itu mau sama kamu karena dia bodoh. Kalau dia pintar belum tentu dia mau sama kamu”. Mendengar ucapan sang mak comblang, si pria langsung pamit pergi meninggalkan secangkir kopi hangat yang belum sempat ia minum.

Inti cerita : Siapa sih kita ini ? Kalau kita mengeluh tentang kekurangan pasangan kita, apakah kita sendiri tidak ada kekurangan ? Bila kita mengeluh tentang teman kita, sudahkah kita menjadi teman yang baik ? Bila kita mengeluh tentang tempat kerja kita, sudahkah kita berbuat maksimal untuk membuatnya menjadi tempat yang nyaman bagi kita semua ? Daripada berkeluh-kesah, bukankah lebih baik kita berbuat sesuatu ? Bukankah lebih baik mensyukuri apapun yang telah diberikan oleh TUHAN kepada kita ?

"Arti Sebuah Keluarga "

Dikisahkan disebuah kota yang ramai, hiduplah sepasang suami istri bersama anak-anaknya yang masih kecil. Mereka hidup bahagia dengan melewati hari-hari dengan sederhana. Dengan bekal sebagai seorang pedagang manisan, sang suami giat mencari uang demi anak dan istri tercinta.

Tak terasa waktu demi waktu telah berlalu, dan anak-anaknya pun telah kian dewasa. Si sulung yang telah menamatkan pendidikan tingginya, telah berhasil mendapatkan kerjaan yang layak. Dengan giat setiap hari dia bekerja, dan dia pun berhasil mendapatkan posisi yang baik di perusahaan, karena ketekunannya.


Tanpa disadari, waktu dan kehidupan si sulung lama kelamaan hanya dicurahkannya pada kantor dan temen-temen sekerjanya. Dia pun mulai kehilangan waktu untuk sekedar berbicara dan berbagi dengan keluarganya. Setiap pagi jam 6 pagi dengan cepat dia berangkat kerja, dan sampai jam 12 malem baru lah dia menginjakkan kakinya didepan pintu rumahnya, hanya sekedar untuk beristirahat, demikian seterusnya.
Orang tua dan adik-adiknya hanya bisa mendukungnya tanpa pernah mengeluh sedikit pun, walaupun terkadang mereka juga merindukan untuk dapat berkumpul bersama si sulung barang sejenak, sekedar untuk berbagi cerita.


Pada suatu pagi sang ayah yang telah lama menderita penyakit gula, mendadak pingsan dan dalam keadaan kritis. Sang istri yang begitu panik segera melarikannya kerumah sakit untuk dirawat. Anak-anaknya yang lain pun segera menjenguk ayahnya yang kritis dirumah sakit, hanya si sulung yang tidak tampak.


Adik-adiknya berusaha menghubunginya sang kakak dikantornya, namun sang kakak hanya mengatakan akan segera menjenguk setelah pekerjaannya selesai dikantor.
Semakin malam masa kritis sang ayah pun tidak membaik, dan akhirnya sang ayah pun meninggal dunia. Sang istri dan anak-anaknya pun bersedih, namun si sulung pun tidak tampak diantara mereka. Dan tak lama dari waktu sang ayah meninggal baru lah si sulung menjenguk ayahnya, namun dia telah terlambat, karena sang ayah telah meninggalkannya untuk selamanya.
Hanya penyesalan lah yang menyelimuti perasaan si sulung, karena kesibukkannya dikantor mengalahkan arti sebuah keluarga dalam hatinya.

~ Pepatah Tiongkok lama mengatakan keluarga adalah mutiara. Begitu berharganya nilai sebuah keluarga sehingga dia disamakan dengan mutiara. Karena dari sebuah keluargalah kita lahir, tumbuh dan dewasa. Sehingga begitu dalam makna keluarga yang harus kita patrikan didalam hati kita kelak dan selamanya. Kadangkala kita dengan alasan kerja mengabaikan keluarga kita, suami, istri, orang tua ataupun anak-anak kita. Namun kita lupa bahwa sesungguh kebahagiaan sejati bukan hanya diukur dari materi namun dari kehangatan sejati yang kita peroleh dari saling berbagi dalam kebersamaan sebuah keluarga. Kita boleh bersosialisasi dengan orang diluar keluarga kita namun alangkah bijaknya jika kita juga bisa meluangkan sedikit waktu kita yang berharga untuk memberikan curah kasih pada keluarga kita~
(www.successandwisdom.blogspot.com)